15 March 2009

Cerpen Dzulfiqar...The Series...bhgn 6...

" Dikau pernah berkata ,

Akulah segalanya ,

Tanpaku ,

tak mungkin kau bahagia .

Namun , di sebaliknya ,

setelah ku percaya

kau bersikap dingin

ku terpinga .

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi

Hilanglah arahku ...

Jangan kau pergi ,

Usah kau pergi

Andai kau pergi

Hampir pasti

Berteman pilu sepanjang hayatku ...

Dengan sepenuh cinta

Aku tanam di dada

Dengan harapan

Terbina istana ...

Apakah di mindamu ?

Mengapa kau membisu ?

Hanya katakan

kau masih menyinta

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi

Hilanglah arahku ...

Jangan kau pergi ,

Usah kau pergi

Andai kau pergi

Hampir pasti

Berteman pilu sepanjang hayatku .... "

( Indigo : Andai kau pergi )

_______________________________________________________________________

" Maaf Encik Adzulfiar , kami dah cuba sedaya upaya kami . Namun , Tuhan

lebih menyayanginya . Bersabarlah . " kata Doktor Buyong , menepuk bahuku .

" Inalillah wa inna ilaihi rajiun ... " kataku , pasrah dengan apa yang berlaku .

Aku redha dengan ujianMu , oh Tuhanku .

________________________________________________________________________

CINTA YANG LAYU MEKAR KEMBALI

Sembilan bulan telah berlalu . Aku masih meneruskan kerjaku di makmal

seperti biasa . Rutin yang sama setiap hari . Datang awal pagi dan memastikan semua

alatan berfungsi dengan baik . Memproses tisu-tisu dan menganalisis keabnormalan pada

tisu , menguji kolagen , pigmen , lipid , protein dan ujian rutin yang lain . Menyediakan

Congo Red Stain , Verhoeff's Stain dan Weigert-Van Gieson Stain sudah menjadi

kebiasaan padaku . Aku telah melupakan apa yang berlaku . Bagiku , biarlah apa

yang telah berlalu menjadi lipatan sejarah dalam hidupku . Yang pergi takkan hidup

kembali . Namun , aku tidak pernah lupa memanjatkan doa ke hadratNya agar

di ampunkan dosa-dosa arwah isteriku . Amin .

________________________________________________________________________

" Fiar , Tuan Pengarah nak jumpa dengan kau . " maklum rakan sejawatku ,

Mardyana , sebaik aku tiba di pejabat .

" Tuan Pengarah nak jumpa dengan saya ? Terima kasih Kak Ana sebab

maklumkan saya . " balasku .

Mardyana berlalu pergi dengan lenggok mak datinnya . Ibu kepada lima

anak ini masih kelihatan cantik menggoda walaupun umurnya sudah menjangkau empat

puluh satu tahun . Dengarnya , suami Kak Ana merupakan salah seorang tokoh korporat

terkenal di dalam Syarikat Maxis Telecommunication .

Kenapa Pengarah Hospital ingin berjumpa denganku ? Adakah aku telah

membuat sebarang kesalahan ? Seingatku , aku tidak pernah tiba lewat ke tempat

kerja , jauh lagi ponteng dari tugas . Ah , lebih baik aku pergi berjumpa dengan

Tuan Pengarah dari membuat andaian yang hanya akan mengusutkan fikiranku .

________________________________________________________________________

" Tok , tok , tok "

Aku mengetuk pintu .

" Masuk . " jawab satu suara dari dalam pejabat .

" Selamat pagi , Tuan . Tuan nak berjumpa dengan saya ? " tanyaku , hormat .

" Ya , Encik Adzulfiar . Sila duduk , sila duduk . " balas Tuan Pengarah .

Aku menutup pintu dengan perlahan . Dengan langkah yang teratur , aku

menarik kerusi dengan perlahan dan duduk dengan sopan .

" Encik Adzulfiar , saya dapati prestasi awak begitu cemerlang sepanjang

sepuluh bulan awak berkhidmat di sini . " terang Tuan Pengarah .

" Tuan .. " kataku .

" Dengan kepercayaan saya , awak kini di naikkan pangkat kepada Pengurus

Makmal berkuatkuasa serta merta . " ujar Tuan Pengarah .

" Terima kasih Tuan , terima kasih ... " kataku , girang .

" Tak perlu berterima kasih dengan saya , cukuplah dengan meneruskan

prestasi yang cemerlang ini . Tapi ada satu perkara lagi ... " ungkap Tuan Pengarah .

" Awak tahu mengenai penggabungan syarikat kita dengan semua hospital

yang berada di bawah KPJ Healthcare , kan ? " tanya Tuan Pengarah kepadaku .

" Saya tahu , Tuan . " balasku .

" Banyak pekerja kita telah di tukarkan ke hospital-hospital di bawah

KPJ Healthcare . Banyak juga pekerja di bawah KPJ Healthcare bertukar ke

hospital-hospital di bawah syarikat kita melalui rancangan perkongsian kepakaran

antara KPJ Healthcare dengan Pathology Lab Inc . Dengan ini , saya nak maklumkan

yang awak di tukarkan semula ke Kuala Lumpur , ke tempat kerja lama awak dan

menjawat jawatan sebagai Pengurus Makmal di sana . " maklum Tuan Pengarah .

" Baik , Tuan ." jawabku .

______________________________________________________________________

" Selamat pagi semua . Saya merupakan pengurus kamu yang baru .

Saya harap kita boleh bekerjasama dengan baik . " umumku kepada kakitangan

di bawahku .

" Selamat datang , Tuan . Kami akan memberikan kerjasama dengan

sebaik mungkin . " balas kakitanganku .

" Baiklah , semua boleh teruskan kerja masing-masing . " kataku .

Aku melihat-lihat keadaan sekeliling . Tidak banyak yang berubah

dengan makmal ini . Cuma cat di dinding yang telah berubah . Tiada lagi bumbung

yang bocor . Makmal ini kini di lengkapi dengan lapan unit penyaman udara .

" Fiar ? " tegur satu suara dari belakangku . Suara yang seakan-akan

aku kenali .

Aku memusingkan tubuhku . Di belakangku , berdiri seorang wanita

yang cukup aku kenali .

" Ireen ... Nor Hazireen ? " kataku , hampir tidak percaya .

_______________________________________________________________________

Aku meluangkan masa petang itu untuk keluar makan dengan Ireen . Kami

berkunjung ke Taman Tasik Perdana , tempat di mana aku mula-mula bertemu janji

dengan Ireen dan juga tempat di mana aku berpisah dengan Ireen . Kami menghabiskan

seluruh petang berbual mengenai kehidupan masing-masing .

"Fiar , actually , I miss you a lot . " ucap Ireen , menyandarkan kepalanya

ke bahuku .

Aku terkaku . Aku bimbang , sedikit sahaja perubahan akan melenyapkan

saat-saat yang membahagiakan ini .

" Ireen , awak bertugas di mana sekarang ? " soalku .

" Saya dah di tukarkan ke Poliklinik Komuniti Kelana Jaya . Program

perkongsian kepakaran Pathology Lab Inc dengan KPJ Healthcare , kan . " terang

Ireen .

"Kenapa awak tak pernah contact saya ? " tanyaku .

" Macam mana saya nak call awak ? Bila saya call aje , operator tu cakap

tiada dalam perkhidmatan . " jawab Ireen .

Aku teringat yang Rosnida telah memintaku untuk menukar nombor

telefon waktu kami mula-mula berkahwin dulu .

" Ohh ... ni nombor telefon baru saya . 017 - 4811976 . Kalau ada

apa-apa hal boleh la call saya guna nombor ni . " kataku .

" Fiar , saya nak minta maaf atas perbuatan saya dulu ." kata Ireen , tiba-tiba .

" Kalau boleh , saya nak semuanya kembali seperti biasa . " sambung Ireen .

" Tak apalah , saya dah lama maafkan awak . Lagipun saya yang bersalah

dulu . Saya pun nak minta maaf pada awak . " balasku .

" Terima kasih Fiar , sebab sudi maafkan saya . " kata Ireen , tiba-tiba

mengalirkan air mata .

Aku membiarkan Ireen dalam pelukanku . Aku tahu dia cukup terluka

dengan perpisahan kami dahulu . Satu memori pahit yang akan kekal terpahat di minda

kami berdua .

" Sudahlah , yang lepas tu biarlah berlalu . Kita harus sentiasa pandang

ke depan . " ujarku , tenang .

1 comment:

kisah cempaka said...

knp lgu bhg 6 sme ngn lgu bhg 5??
haa~ :P