" Dikau pernah berkata ,
Akulah segalanya ,
Tanpaku ,
tak mungkin kau bahagia .
Namun , di sebaliknya ,
setelah ku percaya
kau bersikap dingin
ku terpinga .
Andai kau pergi ,
Andai kau pergi ,
Andai kau pergi
Hilanglah arahku ...
Jangan kau pergi ,
Usah kau pergi
Andai kau pergi
Hampir pasti
Berteman pilu sepanjang hayatku ...
Dengan sepenuh cinta
Aku tanam di dada
Dengan harapan
Terbina istana ...
Apakah di mindamu ?
Mengapa kau membisu ?
Hanya katakan
kau masih menyinta
Andai kau pergi ,
Andai kau pergi ,
Andai kau pergi
Hilanglah arahku ...
Jangan kau pergi ,
Usah kau pergi
Andai kau pergi
Hampir pasti
Berteman pilu sepanjang hayatku .... "
( Indigo : Andai kau pergi )
_______________________________________________________________________
" Maaf Encik Adzulfiar , kami dah cuba sedaya upaya kami . Namun , Tuhan
lebih menyayanginya . Bersabarlah . " kata Doktor Buyong , menepuk bahuku .
" Inalillah wa inna ilaihi rajiun ... " kataku , pasrah dengan apa yang berlaku .
Aku redha dengan ujianMu , oh Tuhanku .
________________________________________________________________________
CINTA YANG LAYU MEKAR KEMBALI
Sembilan bulan telah berlalu . Aku masih meneruskan kerjaku di makmal
seperti biasa . Rutin yang sama setiap hari . Datang awal pagi dan memastikan semua
alatan berfungsi dengan baik . Memproses tisu-tisu dan menganalisis keabnormalan pada
tisu , menguji kolagen , pigmen , lipid , protein dan ujian rutin yang lain . Menyediakan
Congo Red Stain , Verhoeff's Stain dan Weigert-Van Gieson Stain sudah menjadi
kebiasaan padaku . Aku telah melupakan apa yang berlaku . Bagiku , biarlah apa
yang telah berlalu menjadi lipatan sejarah dalam hidupku . Yang pergi takkan hidup
kembali . Namun , aku tidak pernah lupa memanjatkan doa ke hadratNya agar
di ampunkan dosa-dosa arwah isteriku . Amin .
________________________________________________________________________
" Fiar , Tuan Pengarah nak jumpa dengan kau . " maklum rakan sejawatku ,
Mardyana , sebaik aku tiba di pejabat .
" Tuan Pengarah nak jumpa dengan saya ? Terima kasih Kak Ana sebab
maklumkan saya . " balasku .
Mardyana berlalu pergi dengan lenggok mak datinnya . Ibu kepada lima
anak ini masih kelihatan cantik menggoda walaupun umurnya sudah menjangkau empat
puluh satu tahun . Dengarnya , suami Kak Ana merupakan salah seorang tokoh korporat
terkenal di dalam Syarikat Maxis Telecommunication .
Kenapa Pengarah Hospital ingin berjumpa denganku ? Adakah aku telah
membuat sebarang kesalahan ? Seingatku , aku tidak pernah tiba lewat ke tempat
kerja , jauh lagi ponteng dari tugas . Ah , lebih baik aku pergi berjumpa dengan
Tuan Pengarah dari membuat andaian yang hanya akan mengusutkan fikiranku .
________________________________________________________________________
" Tok , tok , tok "
Aku mengetuk pintu .
" Masuk . " jawab satu suara dari dalam pejabat .
" Selamat pagi , Tuan . Tuan nak berjumpa dengan saya ? " tanyaku , hormat .
" Ya , Encik Adzulfiar . Sila duduk , sila duduk . " balas Tuan Pengarah .
Aku menutup pintu dengan perlahan . Dengan langkah yang teratur , aku
menarik kerusi dengan perlahan dan duduk dengan sopan .
" Encik Adzulfiar , saya dapati prestasi awak begitu cemerlang sepanjang
sepuluh bulan awak berkhidmat di sini . " terang Tuan Pengarah .
" Tuan .. " kataku .
" Dengan kepercayaan saya , awak kini di naikkan pangkat kepada Pengurus
Makmal berkuatkuasa serta merta . " ujar Tuan Pengarah .
" Terima kasih Tuan , terima kasih ... " kataku , girang .
" Tak perlu berterima kasih dengan saya , cukuplah dengan meneruskan
prestasi yang cemerlang ini . Tapi ada satu perkara lagi ... " ungkap Tuan Pengarah .
" Awak tahu mengenai penggabungan syarikat kita dengan semua hospital
yang berada di bawah KPJ Healthcare , kan ? " tanya Tuan Pengarah kepadaku .
" Saya tahu , Tuan . " balasku .
" Banyak pekerja kita telah di tukarkan ke hospital-hospital di bawah
KPJ Healthcare . Banyak juga pekerja di bawah KPJ Healthcare bertukar ke
hospital-hospital di bawah syarikat kita melalui rancangan perkongsian kepakaran
antara KPJ Healthcare dengan Pathology Lab Inc . Dengan ini , saya nak maklumkan
yang awak di tukarkan semula ke Kuala Lumpur , ke tempat kerja lama awak dan
menjawat jawatan sebagai Pengurus Makmal di sana . " maklum Tuan Pengarah .
" Baik , Tuan ." jawabku .
______________________________________________________________________
" Selamat pagi semua . Saya merupakan pengurus kamu yang baru .
Saya harap kita boleh bekerjasama dengan baik . " umumku kepada kakitangan
di bawahku .
" Selamat datang , Tuan . Kami akan memberikan kerjasama dengan
sebaik mungkin . " balas kakitanganku .
" Baiklah , semua boleh teruskan kerja masing-masing . " kataku .
Aku melihat-lihat keadaan sekeliling . Tidak banyak yang berubah
dengan makmal ini . Cuma cat di dinding yang telah berubah . Tiada lagi bumbung
yang bocor . Makmal ini kini di lengkapi dengan lapan unit penyaman udara .
" Fiar ? " tegur satu suara dari belakangku . Suara yang seakan-akan
aku kenali .
Aku memusingkan tubuhku . Di belakangku , berdiri seorang wanita
yang cukup aku kenali .
" Ireen ... Nor Hazireen ? " kataku , hampir tidak percaya .
_______________________________________________________________________
Aku meluangkan masa petang itu untuk keluar makan dengan Ireen . Kami
berkunjung ke Taman Tasik Perdana , tempat di mana aku mula-mula bertemu janji
dengan Ireen dan juga tempat di mana aku berpisah dengan Ireen . Kami menghabiskan
seluruh petang berbual mengenai kehidupan masing-masing .
"Fiar , actually , I miss you a lot . " ucap Ireen , menyandarkan kepalanya
ke bahuku .
Aku terkaku . Aku bimbang , sedikit sahaja perubahan akan melenyapkan
saat-saat yang membahagiakan ini .
" Ireen , awak bertugas di mana sekarang ? " soalku .
" Saya dah di tukarkan ke Poliklinik Komuniti Kelana Jaya . Program
perkongsian kepakaran Pathology Lab Inc dengan KPJ Healthcare , kan . " terang
Ireen .
"Kenapa awak tak pernah contact saya ? " tanyaku .
" Macam mana saya nak call awak ? Bila saya call aje , operator tu cakap
tiada dalam perkhidmatan . " jawab Ireen .
Aku teringat yang Rosnida telah memintaku untuk menukar nombor
telefon waktu kami mula-mula berkahwin dulu .
" Ohh ... ni nombor telefon baru saya . 017 - 4811976 . Kalau ada
apa-apa hal boleh la call saya guna nombor ni . " kataku .
" Fiar , saya nak minta maaf atas perbuatan saya dulu ." kata Ireen , tiba-tiba .
" Kalau boleh , saya nak semuanya kembali seperti biasa . " sambung Ireen .
" Tak apalah , saya dah lama maafkan awak . Lagipun saya yang bersalah
dulu . Saya pun nak minta maaf pada awak . " balasku .
" Terima kasih Fiar , sebab sudi maafkan saya . " kata Ireen , tiba-tiba
mengalirkan air mata .
Aku membiarkan Ireen dalam pelukanku . Aku tahu dia cukup terluka
dengan perpisahan kami dahulu . Satu memori pahit yang akan kekal terpahat di minda
kami berdua .
" Sudahlah , yang lepas tu biarlah berlalu . Kita harus sentiasa pandang
ke depan . " ujarku , tenang .
1 comment:
knp lgu bhg 6 sme ngn lgu bhg 5??
haa~ :P
Post a Comment