15 March 2009

Cerpen Dzulfiqar..The series..bhgn 5

"Mari menyusun , seroja bunga ... "

Telefonku berbunyi . Ku lihat pada jam di tanganku . Pukul dua pagi .

Sudah lima jam Rosnida meninggalkan rumah .Siapa yang mungkin menelefonku

lewat begini ? Mengapakah begitu klise kurasakan situasi ini ? Seperti drama Melayu ?

Seseorang keluar dari rumah untuk beberapa jam dan kemudian ada panggilan telefon .

Biasanya , di dalam cerita pasti ada orang yang tercedera . Oh Tuhan , Kau peliharalah

keselamatan isteriku ! Aku mengangkat telefon bimbitku dengan perlahan-lahan dan

meletakkannya ke telinga .

" Hello ? " kataku , gementar .

" Hello , Encik Adzulfiar ke tu ? " tanya suara di talian .

" Ya ... ya , sa ... saya Adzulfiar . " jawabku terketar-ketar .

" Saya dari Hospital Pakar Damansara . Encik ... " kata suara itu ,

tidak menghabiskan ayatnya .

" TIDAK ! Mengapa ini boleh terjadi ? Huhu ... " jeritku , menangis .

Pastinya ini seperti apa yang sering berlaku di dalam filem .

" Encik , bertenang encik . Bertenang . " kata suara itu , cuba

menenangkanku .

" Bagaimanakah keadaannya ? Tolong beritahu saya perkara yang

sebenarnya . " pintaku , masih menangis .

" Agak teruk encik . Di hantar ke sini dalam keadaan yang menyukarkan

saya untuk membuat ujian . " terang suara itu .

Keadaan yang sukar untuk membuat ujian ? Adakah jasadnya sukar untuk

di kenalpasti ? Oh Tuhan , mengapakah Kau timpakan ujian sebegini ke atasku ?

" Bolehkah saya menuntutnya sekarang ? Dia pernah berpesan kepada

saya agar jasadnya di semadikan di kampungnya . " kataku lagi , cuba menahan

air mata yang bercurahan .

" Kampung ? Jasad ? Apa yang encik cakap ni ? " tanya suara itu ,

kehairanan .

" Bolehkah saya menuntut jasad isteri saya ? " tanyaku , mula marah

dengan tindakan suara itu yang seolah-olah tidak menghormati isteriku .

" Isteri encik ? Tapi saya dari bahagian makmal Hospital Pakar Damansara .

Saya cuma nak tahu macam mana nak proses tisu yang tak melalui proses fixation

sebelum di hantar ke sini . Saya dapat nombor telefon Encik pun dari penyelia saya .

Dia kata Encik sangat pakar dalam hal-hal sebegini . " jelas suara itu .

" Oh , jadi ini tak ada kena-mengena dengan isteri saya ? " kataku ,

malu bercampur lega . Ku bersyukur kepadaMu Tuhan .

" Maaf encik , isteri encik pun saya tak kenal . " jawab suara itu , jujur .

" Oh , ok . Maafkan saya . Tadi kamu kata penyelia kamu berikan nombor

telefon saya , kan ? Saya kenal ke dengan penyelia kamu ? " tanyaku , cuba menutup

malu .

" Tu pun saya tak tahu . Penyelia saya bernama Pn Ariynna binti Hazri .

Apa encik kenal dengan penyelia saya ? " tanya suara itu .

" Oh , Ariynna . Ya , memang saya kenal dia . " jawabku .

Perbualan kami berlangsung selama hampir dua jam . Aku turut mengajarnya

untuk melakukan sama ada paraffin sectioning ataupun frozen sectioning untuk tisu

yang di terimanya . Ariynna . Tak ku sangka dia masih menyimpan nombor telefonku .

Memori lama mula berputar semula .

_______________________________________________________________________

" Dang ... dang ... "

Jam menunjukkan pukul lima pagi . Ku dengar bunyi enjin memasuki

perkarangan rumahku . Ah , Rosnida sudah pulang , bisik hatiku . Aku bingkas bangun

dan menuju ke muka pintu .

Aku amat terperanjat melihat Rosnida ketika itu . Berjalan terhoyong-hayang

dengan tangannya memegang botol minuman keras . Di sebelah tangan lagi dia

memegang sebatang kayu yang agak runcing untuk membantunya berjalan .

" Nida , you tahu tak apa yang you buat ni berdosa ? Sudah la tu ,

bertaubatlah Nida . Hentikan semua ni ." aku berkata dengan nada yang keras .

Rosnida tidak mempedulikanku . Dia meletakkan kayu yang dipegangnya

di celahan set sofa kami . Dia berjalan menuju ke bilik tidur kami . Dia kelihatan

sedang mengemas barangnya walaupun dalam keadaan mabuk .

" Nida , you nak pergi mana ni ? " tanyaku .

Nida tidak menjawab soalanku . Sebaliknya dia melemparkan botol minuman

keras yang di bawanya kepadaku . Aku mengelak . Aku tidak pernah ingin sekalipun

menyentuh air syaitan itu seumur hidupku . Namun , botol itu tidak pecah setelah

terhempas mencium lantai . Patutlah harga minuman keras agak mahal , getus hatiku .

Rosnida yang telah selesai mengemas barangnya menolak aku ke tepi .

Langkahnya yang terhoyong-hayang tidak di hiraukan . Da kemudian berpaling .

" Selamat tinggal , suami bodoh . Kau boleh pergi mampus ! " jerit Rosnida

padaku .

Rosnida berpaling kembali , meneruskan langkahnya ke muka pintu

walaupun masih mabuk . Satu langkah . Dua langkah . Tiba-tiba , dia terpijak botol

minuman keras yang di balingnya tadi .

Tubuh Rosnida terdorong ke depan . Menuju ke arah set sofa kami .

Zrakk . Kayu yang di letakkannya di celahan sofa tadi menusuk tubuhnya menembusi

bahagian bawah kuadran kanannya .

" Arghhh ... " jerit Rosnida .

" Nida ! " jeritku , bergegas ke arahnya .

Aku mendukung Nida dengan perlahan-lahan ke dalam kereta Hyundai

Sonata ku . Aku memposisikannya pada keadaan yang tidak akan menambah keseriusan

kecederaan yang di alaminya . Aku harus menghantar dia dengan segera ke hospital .

" Sayang , you sabar sikit . I akan hantar you ke hospital ." kataku padanya .

Aku tidak dapat menahan sebakku sepanjang pemanduanku . Kulihat

wajah Rosnida yang dalam kesakitan . Airmataku menitis tanpa dapat ku tahan .

Bagaimanakah jika sesuatu terjadi kepada Rosnida ? Oh Tuhan , janganlah Kau bawa

Rosnida pergi dari diriku. Aku masih menyayanginya walaupun banyak dosanya padaku .

Janganlah Kau bawa dia pergi !

" Dikau pernah berkata ,

Akulah segalanya ,

Tanpaku ,

tak mungkin kau bahagia .

Namun , di sebaliknya ,

setelah ku percaya

kau bersikap dingin

ku terpinga .

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi

Hilanglah arahku ...

Jangan kau pergi ,

Usah kau pergi

Andai kau pergi

Hampir pasti

Berteman pilu sepanjang hayatku ...

Dengan sepenuh cinta

Aku tanam di dada

Dengan harapan

Terbina istana ...

Apakah di mindamu ?

Mengapa kau membisu ?

Hanya katakan

kau masih menyinta

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi ,

Andai kau pergi

Hilanglah arahku ...

Jangan kau pergi ,

Usah kau pergi

Andai kau pergi

Hampir pasti

Berteman pilu sepanjang hayatku .... "

( Indigo : Andai kau pergi )

2 comments:

nur akmal said...

nice story...
aku dh ikut semua bhgian.
thnks sbb sudi kongsi bakat!!!~

kisah cempaka said...

knp nida bwk kayu?
die pemain kriket ke??
hehe