23 March 2009

Cerpen Dzulfiqar....the series....bhgn 12.....

"SAYA AKAN SENTIASA MELINDUNGI AWAK "

" Hari ini , aku akan ambil nyawa kau , Adzulfiar . " kata Azzahari .

Aku menggelengkan kepala . Aku tidak menyangka Azzahari sanggup

menjadi seorang yang kejam semata-mata ingin membalas dendam ke atasnya . Sanggup

membunuh insan yang tidak berdosa untuk mencederakan hatiku . Tidak semena-mena

Nor Hazireen telah menjadi korban .

" Saya tak sangka awak orang yang macam ni , Zahari . Awak ingat saya

suka ke Rosnida mati . Memang awak dah gila , Zahari . Memang awak gila . " balasku .

Azzahari meluru ke arahku dengan pisau di tangannya . Pergelutan berlaku

di antara kami . Ariynna menjerit ketakutan . Dia bingkas bangun . Berlari ke arah pintu .

Dia cuba membuka selak yang menghalang pintu dari di buka , malangnya Azzahari

sempat mencengkau rambutnya . Kasar . Dengan kasar Azzahari menarik rambut

Ariynna . Arghh ... jerit Ariynna . Azzahari menghumbankan Ariynna ke dinding .

Ariynna kelihatan terkulai layu sebaik tubuhnya menjamah dinding yang

keras itu . Dia terjelepok ke lantai . Ariynna !! ... jeritku . Aku menolak Azzahari ke tepi .

" Sayang , sayang ok ke ? " tanyaku , memeriksa keadaan Ariynna .

Ariynna sudah mula sedarkan diri . Abang ? ... katanya .

" Abang , jaga-jaga . Belakang !!! " jerit Ariynna .

Aku cuba untuk berpusing ke belakang . Belum sempat aku berbuat

demikian , aku terasa sesuatu yang sejuk dan keras menyentuh kulitku lalu menembusi

paru-paru kananku dan terus ke dada kananku . Pisau Azzahari . Pisau di tarik keluar

semula . Darah dari tikaman itu menyelimuti muka Ariynna . Juga melapisi lantai .

" Abang !!! " jerit Ariynna , ketakutan .

Di luar pintu , saudara mara yang ada cuba untuk memecahkan pintu bilik

yang terkunci .

" Ariynna , sabar nak . Ayah akan tolong kau . " kedengaran suara bapa

Ariynna .

Aku mengengsot dan bersandar ke meja . Pandanganku semakin kelam .

Oksigen . Oksigen . Aku terasa sangat sukar untuk bernafas . Darah mengalir dengan

banyak dari kesan tikaman . Merah kehitaman . Bau hanyir darah mula meresap kedalam

udara .

" Ah ... masih hidup lagi . Hebat . Cukup hebat . Tapi aku tak akan biarkan

kau terseksa lebih lama . Terima kasih kerana meninggalkan Ariynna untuk aku . Jangan

risau , aku akan jaga dia macam isteri aku sendiri . Hahaha ... " kata Azzahari , di iringi

ketawa yang kuat .

Azzahari mula bergerak ke arahku . Ariynna yang tadinya tergamam bergerak

ke hadapanku .

" Kau jangan mimpi nak bunuh dia la Zahari . Bunuh aku dulu kalau kau

nak bunuh suami aku ! " jerit Ariynna .

" Bang , cepat , bang . Anak kita di dalam tu . " kedengaran esak tangis

ibu mertuaku dari luar pintu .

" Riynna , kau ke tepi sayang . Aku tak nak apa-apakan kau . Nanti , bila

laki kau ni dah mati , bolehlah kita berseronok bersama-sama . " pujuk Azzahari .

" Ah , aku benci dengan kau ! " jerit Ariynna , tangannya mencapai telefon

bimbitku yang terletak di atas meja .

" Ariynna , jangan buat macam tu . Jangan ... " jerit Azzahari , meluru ke arah

Ariynna .

Azzahari meluru dengan pantas ke arah Ariynna . Kakinya tiba-tiba terasa

basah . Licin . Azzahari telah terpijak tompokan darah Adzulfiar yang telah melapisi

lantai . Dia hilang keseimbangan . Badannya terdorong ke depan . Sukk ! Pisau yang

di pegangnya menusuk ke dada Ariynna , tepat ke jantungnya .

" Abang ... " kata Ariynna , sebelum rebah menyembah bumi .

" Sayang !!! " jeritku .

Di suatu sudut yang lain , Azzahari melutut di sebelah Ariynna . Maafkan

aku , Riynna . Aku tak sengaja ... raungnya . Namun , dia tidak mencabut pisau yang

tertusuk di dada Ariynna . Dia tahu , tindakan itu akan hanya memendekkan hayat

Ariynna yang kini nyawa-nyawa ikan .

Tiba-tiba , bagaikan ada suatu kekuatan yang meresapi diriku . Tanganku

mencapai keris persandingan yang bersemadi di atas meja . Ku tanggalkan sarungnya .

Keris yang di tempah khas itu berkilauan . Aku tak akan membenarkan sesiapa pun

menyakitkan Ariynna .

" Arghh !! " jerit Azzahari tatkala kerisku menusuk lehernya lalu menembusi

halkumnya .

Azzahari menoleh ke arahku . Mulutnya terkumat-kamit , bagaikan

menyumpahku , sebelum rebah mencium tanah .

Aku merangkak ke arah Ariynna . Sayang , abang ada di sini ... kataku .

Dada Ariynna masih berombak . Syukurlah , Ariynna masih boleh di selamatkan .

Namun , Ariynna kini sedang bertarung nyawa untuk bernafas .

" Bang !! "

Pintu bilik telah berjaya di pecahkan oleh sanak saudara kami . Mereka

segera masuk untuk membantu kami .

" Cepat , kita bawa mereka ke hospital sekarang . " kedengaran suara abang

iparku .

Adik beradik Ariynna bekerjasama untuk membawanya ke dalam van .

Aku di dekati oleh bapa mertuaku .

" Jangan risau , Fiar . Abah akan hantar kau ke hospital . " kata bapa

mertuaku .

" Ayah ... " bisikku ke telinga bapa mertuaku . Aku terasa semakin sukar

untuk bernafas .

" Ya , nak ... "

" Ayah ... selamatkan Ariynna walau macam mana pun ... huk huk ...

saya dah janji akan ... sentiasa ... huk huk ... melindungi dia ... ayah ... "

Aku membisikkan sesuatu lagi kepada bapa mertuaku .

" Tidak , ayah tak sanggup nak . Ayah tak sanggup ... " kata bapa mertuaku ,

menangis .

" Lakukannya ayah ... inilah satu-satunya cara ... saya ... tak akan ... hidup ...

huk huk ... lama lagi . "

" Ayah ... tolong ambilkan saya ... kertas ... pen ... huk huk ..." sambungku .

Aku menulis sesuatu di atas kertas .

" Berikan ... ini ... kepada doktor ... " kataku .

Aku di bawa ke hospital menggunakan kereta bapa mertuaku .

" Tolong ... beritahu Ariynna ... saya akan sentiasa ... mencintainya ... "

Duniaku menjadi semakin gelap . Semakin gelap . Gelap ...

1 comment:

kisah cempaka said...

owhhh
jgn tamat lg epsde
mane watak milah??