"SAYA AKAN SENTIASA MELINDUNGI AWAK "
" Hari ini , aku akan ambil nyawa kau , Adzulfiar . " kata Azzahari .
Aku menggelengkan kepala . Aku tidak menyangka Azzahari sanggup
menjadi seorang yang kejam semata-mata ingin membalas dendam ke atasnya . Sanggup
membunuh insan yang tidak berdosa untuk mencederakan hatiku . Tidak semena-mena
Nor Hazireen telah menjadi korban .
" Saya tak sangka awak orang yang macam ni , Zahari . Awak ingat saya
suka ke Rosnida mati . Memang awak dah gila , Zahari . Memang awak gila . " balasku .
Azzahari meluru ke arahku dengan pisau di tangannya . Pergelutan berlaku
di antara kami . Ariynna menjerit ketakutan . Dia bingkas bangun . Berlari ke arah pintu .
Dia cuba membuka selak yang menghalang pintu dari di buka , malangnya Azzahari
sempat mencengkau rambutnya . Kasar . Dengan kasar Azzahari menarik rambut
Ariynna . Arghh ... jerit Ariynna . Azzahari menghumbankan Ariynna ke dinding .
Ariynna kelihatan terkulai layu sebaik tubuhnya menjamah dinding yang
keras itu . Dia terjelepok ke lantai . Ariynna !! ... jeritku . Aku menolak Azzahari ke tepi .
" Sayang , sayang ok ke ? " tanyaku , memeriksa keadaan Ariynna .
Ariynna sudah mula sedarkan diri . Abang ? ... katanya .
" Abang , jaga-jaga . Belakang !!! " jerit Ariynna .
Aku cuba untuk berpusing ke belakang . Belum sempat aku berbuat
demikian , aku terasa sesuatu yang sejuk dan keras menyentuh kulitku lalu menembusi
paru-paru kananku dan terus ke dada kananku . Pisau Azzahari . Pisau di tarik keluar
semula . Darah dari tikaman itu menyelimuti muka Ariynna . Juga melapisi lantai .
" Abang !!! " jerit Ariynna , ketakutan .
Di luar pintu , saudara mara yang ada cuba untuk memecahkan pintu bilik
yang terkunci .
" Ariynna , sabar nak . Ayah akan tolong kau . " kedengaran suara bapa
Ariynna .
Aku mengengsot dan bersandar ke meja . Pandanganku semakin kelam .
Oksigen . Oksigen . Aku terasa sangat sukar untuk bernafas . Darah mengalir dengan
banyak dari kesan tikaman . Merah kehitaman . Bau hanyir darah mula meresap kedalam
udara .
" Ah ... masih hidup lagi . Hebat . Cukup hebat . Tapi aku tak akan biarkan
kau terseksa lebih lama . Terima kasih kerana meninggalkan Ariynna untuk aku . Jangan
risau , aku akan jaga dia macam isteri aku sendiri . Hahaha ... " kata Azzahari , di iringi
ketawa yang kuat .
Azzahari mula bergerak ke arahku . Ariynna yang tadinya tergamam bergerak
ke hadapanku .
" Kau jangan mimpi nak bunuh dia la Zahari . Bunuh aku dulu kalau kau
nak bunuh suami aku ! " jerit Ariynna .
" Bang , cepat , bang . Anak kita di dalam tu . " kedengaran esak tangis
ibu mertuaku dari luar pintu .
" Riynna , kau ke tepi sayang . Aku tak nak apa-apakan kau . Nanti , bila
laki kau ni dah mati , bolehlah kita berseronok bersama-sama . " pujuk Azzahari .
" Ah , aku benci dengan kau ! " jerit Ariynna , tangannya mencapai telefon
bimbitku yang terletak di atas meja .
" Ariynna , jangan buat macam tu . Jangan ... " jerit Azzahari , meluru ke arah
Ariynna .
Azzahari meluru dengan pantas ke arah Ariynna . Kakinya tiba-tiba terasa
basah . Licin . Azzahari telah terpijak tompokan darah Adzulfiar yang telah melapisi
lantai . Dia hilang keseimbangan . Badannya terdorong ke depan . Sukk ! Pisau yang
di pegangnya menusuk ke dada Ariynna , tepat ke jantungnya .
" Abang ... " kata Ariynna , sebelum rebah menyembah bumi .
" Sayang !!! " jeritku .
Di suatu sudut yang lain , Azzahari melutut di sebelah Ariynna . Maafkan
aku , Riynna . Aku tak sengaja ... raungnya . Namun , dia tidak mencabut pisau yang
tertusuk di dada Ariynna . Dia tahu , tindakan itu akan hanya memendekkan hayat
Ariynna yang kini nyawa-nyawa ikan .
Tiba-tiba , bagaikan ada suatu kekuatan yang meresapi diriku . Tanganku
mencapai keris persandingan yang bersemadi di atas meja . Ku tanggalkan sarungnya .
Keris yang di tempah khas itu berkilauan . Aku tak akan membenarkan sesiapa pun
menyakitkan Ariynna .
" Arghh !! " jerit Azzahari tatkala kerisku menusuk lehernya lalu menembusi
halkumnya .
Azzahari menoleh ke arahku . Mulutnya terkumat-kamit , bagaikan
menyumpahku , sebelum rebah mencium tanah .
Aku merangkak ke arah Ariynna . Sayang , abang ada di sini ... kataku .
Dada Ariynna masih berombak . Syukurlah , Ariynna masih boleh di selamatkan .
Namun , Ariynna kini sedang bertarung nyawa untuk bernafas .
" Bang !! "
Pintu bilik telah berjaya di pecahkan oleh sanak saudara kami . Mereka
segera masuk untuk membantu kami .
" Cepat , kita bawa mereka ke hospital sekarang . " kedengaran suara abang
iparku .
Adik beradik Ariynna bekerjasama untuk membawanya ke dalam van .
Aku di dekati oleh bapa mertuaku .
" Jangan risau , Fiar . Abah akan hantar kau ke hospital . " kata bapa
mertuaku .
" Ayah ... " bisikku ke telinga bapa mertuaku . Aku terasa semakin sukar
untuk bernafas .
" Ya , nak ... "
" Ayah ... selamatkan Ariynna walau macam mana pun ... huk huk ...
saya dah janji akan ... sentiasa ... huk huk ... melindungi dia ... ayah ... "
Aku membisikkan sesuatu lagi kepada bapa mertuaku .
" Tidak , ayah tak sanggup nak . Ayah tak sanggup ... " kata bapa mertuaku ,
menangis .
" Lakukannya ayah ... inilah satu-satunya cara ... saya ... tak akan ... hidup ...
huk huk ... lama lagi . "
" Ayah ... tolong ambilkan saya ... kertas ... pen ... huk huk ..." sambungku .
Aku menulis sesuatu di atas kertas .
" Berikan ... ini ... kepada doktor ... " kataku .
Aku di bawa ke hospital menggunakan kereta bapa mertuaku .
" Tolong ... beritahu Ariynna ... saya akan sentiasa ... mencintainya ... "
Duniaku menjadi semakin gelap . Semakin gelap . Gelap ...
1 comment:
owhhh
jgn tamat lg epsde
mane watak milah??
Post a Comment