07 February 2010

Sonata Sepi Sekeping Hati...

Jiwa sepi pada malam yang dingin,
di saat aku melemparkan pandangan hampa,
menjamah sepintas lalu,
kegelisahan, kepedihan, keresahan..
menabiri teratak hati yang sekian lama di rundung kekosongan
menanti hadirnya dirimu,
insan istimewa yang telah menakluki singgahsana hatiku,
yang semakin nanar, semakin pilu,
semenjak kau pergi,
menjauh,
meninggalkan aku...

Mengimbas kembali,
memori indah di bulan ogos,
tiga tahun berlalu tanpa sedikitpun kesannya luput walaupun sedenak di mindaku,
di saat kita mula menyingkap hijab yang menyelubungi, melindungi isi hati,
saling mengenali,
dalam aku terbuai akan lambaian kasihmu yang amat ku harapkan,
namun,
hampa...
ku harapkan kasihmu seikhlas cintaku,
tetapi... nyatanya,
sebelah tanganku bertepuk cuma
huluran kasihku tidak bersambut,
ketika hampir sahaja aku menggapai jari-jemarimu
engkau menarik tanganmu pergi,
berlalu,
meninggalkan aku,
menggegarkan!
melunturkan!
segala ego dan harga diri yang begitu kukuh melekap pada diri,
kepedihan di hati amat jelas ku rasai,
namun,
tidak akan sekali-kali aku menyalahkan dirimu, sayangku...
biarpun hatiku terhiris pedih,
di saat aku melihat berserakan muda mudi di sini,
berpasangan, berpacaran...
saling memadu kasih yang di dasarkan di atas asas kepercayaan
sedangkan aku berdiri di sini,
sendiri,
menanti,
bayangmu...
yang entah bila akan ku temui pun tidak ku tahu.

Aku mencintaimu, kekasih hati..
perasaan yang lahir dari sekeping hati yang tulus mengasihimu,
perasaan yang hadir tanpa ku pinta,
tanpa ku duga,
tanpa ku rela,
setiap waktu apa yang aku harapkan adalah untuk engkau berada di dalam dakapanku,
dengan restu bonda dan ayahanda menyelimuti kebahagiaan kita,
yang kukuh berdiri di atas ikatan yang di halalkan Ilahi,
meskipun segalanya masih samar dalam pandangan,
namun,
sesuatu yang ingin ku pinta dari dirimu,
usah biarkan...
walau setitis air mata tangisan menitik, menjamah ketenangan pada raut wajahmu,
bila kau mula mengharapkan untuk aku berada di sisimu
kerana aku akan terus menyinta tanpa perlu kau ragu,
kerana aku akan terus merindu tanpa perlu kau menunggu,
kerana aku akan terus menanti biarpun nanti kau akan melupakan diriku...

Aku mencintaimu,belahan jiwa...
buat selama-lamanya...
sehingga kematian menguburkan cinta di dalam jiwa.



AZRI DZULFIQAR
(AMMAL DZULFIQAR ISMAIL)
3 JUN 2008

3 comments:

Anonymous said...

Nice nukilan ammal..

but, who is azri dzulfiqar?
Is it u?

Al-Dzulfiqar said...

thanks...(^_^)
azri dzulfiqar?haha..that's the name that i've been using for all my writings...ala2 nama pena la...;p

Anonymous said...

oo.. hehe.. jadi penulislah kamu satu hari nant..:)